TANPA JUDUL
TANPA JUDUL
Terdiam
Rob memikirkan masa depannya kelak mau jadi apa, keinginan Rob untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang sma/smk sangat mengebu-gebu di dada.
Seketika Rob tersenyum dan berkata “ya!
Aku harus jadi seorang Penulis! Aku harus kejar itu semua! Aku bisa! Aku mampu!
Kelulusan
tinggal menunggu beberapa hari lagi,rob tidak sabar untuk melihat hasil jerih
payahnya sendiri. Rob Suhendra Sanjaya ia lahir dari keluarga yang
berkecukupan,dia memiliki banyak saudara kandung yaitu 9 saudara, tapi nasib
rob tidak seberuntung saudara saudaranya. Rob kecil diberikan ke Ibu Sun oleh
ibunya sendiri, Ibu sun adalah sepupunya ibu Rob.entah karena alasan apa orang
tua Rob memberikannya. Dengan ibu sun dan Bapak Jaya,Rob hidup serba kesulitan
sehingga dia harus membantu kedua orang tuanya berjualan, mencuci, menimba air
dan pekerjan rumah lainnya.
Hari
pengumuman pun tiba, Rob siap untuk melihat hasilnya, datanglah Rob ke sekolah
tercinta. Dan ternyata rob mendapatkan hasil 23,04 yaa hasil yang tidak begitu
bagus dan hasil yang tidak jelek pula, “alhamdulillah Lumayan*kata rob*”
Sesampainya
dirumah rob memberi tahu hasil jerih payahnya selama di smp kepada Bapak
angkatnya
“Pak,
Rob dapet nilai 23:04 pak” *dengan senang*
“Selamat nak, Hebat kamu! Tapi emang nilai bisa bikin kita kenyang nak?” melirik Rob
“Tentu Bisa Pak!” dengan tegas
“Bagaimana Rob? Kamu ini ada ada saja sih” menggelengkan kepala
“Pak, Rob mau melanjutkan sekolah ke tingkat sma/smk , Rob mau Gapai cita-cita Rob Pak! Memohon
“Rob! Bapak Ibu ini untuk makan aja sulit, kita aja makan masih mengandalkan kebun tetangga Rob! Kamu mintanya yang gak bapak sanggup!
“Pak tapi dengan cara itu Kelak Rob bisa gapai cita cita,Kesuksesan pak yang bisa mengenyangkan perut”
“jadi kalo mau kenyang harus nunggu sukses? Keburu mati kamu”
“tapi pak, maksud Rob itu……” belum sempat bicara, bapak langsung menyambar pembicaraan
“sudahlah Rob, jangan muluk muluk. Mendingan kamu jual ayam saja dipasar”
“tapi rob mau bersekolah pak, rob janji bakal jual ayam juga”
“Kalau kamu memaksa, mending kamu pergi ke saudara mu yang kaya raya itu”
“yasudah pak rob mengalah, rob akan jual ayam ayam itu”
“Selamat nak, Hebat kamu! Tapi emang nilai bisa bikin kita kenyang nak?” melirik Rob
“Tentu Bisa Pak!” dengan tegas
“Bagaimana Rob? Kamu ini ada ada saja sih” menggelengkan kepala
“Pak, Rob mau melanjutkan sekolah ke tingkat sma/smk , Rob mau Gapai cita-cita Rob Pak! Memohon
“Rob! Bapak Ibu ini untuk makan aja sulit, kita aja makan masih mengandalkan kebun tetangga Rob! Kamu mintanya yang gak bapak sanggup!
“Pak tapi dengan cara itu Kelak Rob bisa gapai cita cita,Kesuksesan pak yang bisa mengenyangkan perut”
“jadi kalo mau kenyang harus nunggu sukses? Keburu mati kamu”
“tapi pak, maksud Rob itu……” belum sempat bicara, bapak langsung menyambar pembicaraan
“sudahlah Rob, jangan muluk muluk. Mendingan kamu jual ayam saja dipasar”
“tapi rob mau bersekolah pak, rob janji bakal jual ayam juga”
“Kalau kamu memaksa, mending kamu pergi ke saudara mu yang kaya raya itu”
“yasudah pak rob mengalah, rob akan jual ayam ayam itu”
Sehari
hari dengan semangat dan kegigihan, Rob menjual ayam-ayamnya dipasar, sampai
suatu ketika ada seorang kakek membeli dan bertanya Tanya kepada rob
“nak umurmu berapa?”
“15 Tahun pak, Bapak mau beli ayam ya? Berapa pak?”
“iya nak, 1 saja. Kamu tidak bersekolah?”
“tidak pak, saya putus sekolah, saya disuruh berdagang ayam saja di pasar oleh bapak saya, saya pun sempat protes tapi apa daya saya menuruti bapak saya”
“oh yaudah sabar nak, suatu hari kamu bisa jadi orang sukses, yasudah mana ayamnya?”
“ohh ini pak! Terima kasih”
“nak umurmu berapa?”
“15 Tahun pak, Bapak mau beli ayam ya? Berapa pak?”
“iya nak, 1 saja. Kamu tidak bersekolah?”
“tidak pak, saya putus sekolah, saya disuruh berdagang ayam saja di pasar oleh bapak saya, saya pun sempat protes tapi apa daya saya menuruti bapak saya”
“oh yaudah sabar nak, suatu hari kamu bisa jadi orang sukses, yasudah mana ayamnya?”
“ohh ini pak! Terima kasih”
Bapak
itu pergi setelah membawa ayam yang dibelinya, tak lama kemudian bapak itu
balik lagi ke Rob untuk menawarkan suatu hal, bapak itu berkata “Nak, kamu mau
wujudin cita-cita kamu?” Rob pun mengiyakan, “begini deh nak, kamu ikut
bapak,yuk kita sama sama belajar” Rob dengan perasaan ragu-ragu karna takut
ditipu pun begitu saja mengiyakan.
Nah
ternyata, Bapak itu bernama, bapak Hermawan pengusaha ayam ternak terbesar di
Indonesia. Bapak itu sengaja membeli ayam dari pedangang lain untuk mengetahui
kualitas ayam dari penjual lainnya. Rob dididik oleh pak hermawan dengan
sisitim disiplin,tangguh,kuat,dan konsisten. Terkadang Rob putus asa dan merasa
lelah selalu dididik kera oleh pak hermawan tapi saat rasa itu tiba rob
memikirkan kembali orang tuan dan cita-citanya, sampai akhirnya Setelah 10 bulan berguru dengan pak hermawan dalam
masalah hal ternak ayam. Rob mencoba buat mandiri dan ternyata gagal,rob kecewa
dan sempat terpuruk, tapi kembali lagi semangat rob muncul lebih besar dari
pada sebelumnya, lantas iya berdiri kembali dan mengulangi sampai perlahan
–lahan seiring berjalannya waktu ayam ayamnya lantas laku keras dipasaran. Dan
itu membuat bapak sangat amat bangga dengan Rob. Kesuksesan rob mengubah
kehidupan bapak dan ibu nya terkhusus dirinya. Dia pun telah menyusul jejak
saudara – saudaranya yang telah masuk ke gerbang kesuskesan terlebih dahulu dan
rob sukses tanpa bantuan saudara kandungnya. Akhirnya rob pun bisa mewujudkan
mimpinya yaitu menjadi seorang penulis, rob menulis buku tentang pengalaman
hidupnya sendiri dan amat sangat laku terjual, Rob mendapatkan royalty dan
ketenaran yang luar biasa! Ternyata “BANYAK JALAN UNTUK SAMPAI KE TEMPAT
KESUKSESAN”
Komentar
Posting Komentar